Jumat, 01 Juni 2012

Semua Suku di Sulawesi Tengah itu Bersaudara

SULAWESI TENGAH adalah provinsi yang kaya akan sumber daya alamnya,berbagai jenis aneka tambang tekandung di bumi tadulako ini,kesuburan tanahnya menjadikan provinsi sebagai salah satu penghasil Kakao yang terbesar di indonesia.
Akan tetapi Konflik Horizontal dan Verikal sepertinya akrab di provinsi ini,mulai dari masalah benturan SARA hingga Masalah sosial dengan pemerintah sering terjadi.
Masalah paling santer adalah masalah tawuran antar kampung di kota Palu,yang berlarut-larut dan seakan menjadi tren,padahal semua yang bertikai masih satu keluarga,satu suku,dan satu bahasa,tapi mereka sanggup untuk saling membunuh dan merusak fasilitas masing-masing.
Tidak ada perbedaan diantara meraka mulai dari karakter,adat,mereka sama,bahasa yang digunakan pun sama. Bahasa kaili adalah bahasa yang yang digunakan oleh penduduk asli sulawesi tengah yaitu suku kaili.
Suku kaili mendiami wilayah kabupaten Donggala,Kota palu,Kabupaten Parimo,pesisir pantai Kabupaten poso dan kabupaten Touna di provinsi sulawesi tengah.
Bahasa kaili mempunyai dialek sub suku yang beraneka ragam,seperti Ledo,Tara,Unde,Doi,Rai,Da’a,dll.yang semua artinya apabaila di bahasa indonesiakan mengandung arti “TIDAK”.
Uniknya terkadang ada dua kampung yang saling bertetangga dekat,bisa berbeda identitas Sub sukunya,seperti contoh kelurahan Mamboro Dengan kelurahan Talise,di mamboro warga aslinya mengaku sebagai orang Kaili Rai,sedangkan di Talise mengaku Tara,padahal jarak kedua kelurahan tersebut hanya 1 kilometeran.
Makanya apabila seorang pendatang seperti saya telah menguasai bahasa di tempat kampungnya tinggal,meskipun sama-sama bahasa kaili,belum tentu saya di katakan pintar apabila saya jalan-jalan ke kampung yang lain.karena jelas ada perbedaan dialek,itu pendapat mereka.
Akan tetapi menurut saya tidak ada perbedaan mencolok seperti halnya Bahasa Sunda dan Bahasa Batak,semua dialek Bahasa Kaili itu menurut saya sama,yang membedakan hanya pengucapan Kata ‘Tidak’ tadi,selebihnya podo wae.
Apalagi pengkotak-kotakan sub suku itu,di lakukan pertama oleh pemerintah kolonial belanda,yang maksud dan tujuannya sudah jelas kita tahu semua,untuk mencegah persatuan bangsa kita.
Malah saya yakin,dengan suku Pamona di Kabupaten Poso dan Suku Kulawi di Kabupaten Sigi pun,suku kaili itu sama asal usulnya.
Coba kita bandingkan bahasa Pamona dan Bahasa Kaili pasti ada kesamaan yang sangat jelas.saya beri contoh :
Bahasa Indonesia : aku cinta padamu
Bahasa Pamona : kupokono siko
Bahasa kaili : kupokono komiu
Bahasa indonesia : berapa
Bahasa pamona : sangkuja
Bahasa kaili : sanguya
Bahasa Indonesia : Tikus,anjing,kucing
Bahasa pamona : walesu,asu,garu
Bahasa Kaili : walesu,asu,taveve.
Itu sebagian contoh kecil kesamaan bahasa antara Pamona
dengan bahasa kaili,masih banyak lagi,apabila anda ada yang mengetahui silahkan anda tambahkan.
Kalau dengan bahasa kulawi saya hanya mengetahui sebagian kecil,perbedaan bahasa kaili dan kulawi hanya terletak dalam pengucapan hurufnya,seperti contoh.
Bahasa Indonesia : siapa nama kamu?
Bahasa Kaili : sema sangamu ?
Bahasa Kulawi : Henga hangamu?
Bahasa Indonesia : paman
Bahasa Kaili : Mangge
Bahasa Kulawi : Mangke
Unik bukan? Saya merasa yakin semua suku-suku di sulawesi tengah ini bersaudara,kalau dilihat dari bahasanya saya juga yakin kalau mereka satu asal-usul.jadi tidak usah karena alasan perbedaan bisa terjadi perbedaan,torang semua bersaudara.
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam beropini,karena saya bukan ahli antropologi atau etimologi,saya hanya menulis berdasarkan pengalaman yang saya alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar