Selasa, 19 Juni 2012

Do’a dan Harapan Seorang Prajurit.

BULAN juni tahun 2011 tepat satu tahun lalu,gelombang terakhir anggota ‘Poso 2000′ kembali ke daerah asal masing-masing,setelah hampir lima tahun mengabdi di bumi Sintuwu Maroso,Poso Sulawesi Tengah.
Poso 2000 adalah anggota kepolisian yang ikut mengamankan Kabupaten Poso dari Tahun 2006,uniknya semua anggotanya adalah satu angkatan,hasil Pendidikan Pembentukan Bintara gelombang pertama tahun 2005.
Terdiri dari 1700 personil Dalmas dari berbagai Polda seperti Polda Metro jaya,Jawa barat,Jawa timur,Bali,Nusa tenggara Barat,Nusa tenggara timur,Maluku,Sulawesi selatan,Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah,ditambah 348 Personil (termasuk saya) anggota Brimob dari Mako Korp Brimob Polri.
Dimutasikan dari Satuan asal masing-masing ke Polda Sulawesi Tengah pada awal tahun 2006,dan langsung terlibat dalam Operasi Pemulihan Lanto dago.
Tentunya sebagai seorang manusia biasa,pengalaman sebagian besar anggota Poso 2000 ditugaskan di Poso,lebih banyak dukanya dari pada sukanya.
Karena sebagai anggota yang baru bergabung dengan kepolisian,tentu mereka belum berpengalaman dalam bertugas (khususnya daerah Konflik),selain itu penyesuaian lingkungan yang jauh berbeda budaya dan bahasa dengan daerah asal mereka,sedikit menjadi kendala dalam bertugas.mungkin untuk rekan-rekan yang berasal dari Polda Sulsel dan Sulut hal itu tidak menjadi masalah,akan tetapi bagi Polda-Polda dari luar Pulau Sulawesi(khususnya pulau jawa) hal tersebut terkadang membuat perasaan tidak nyaman.
Jarak yang jauh dari keluarga,sambutan kurang hangat dari sebagian kecil masyarakat yang tidak menginginkan kehadiran Polisi-karena alasan Masa lalu-menjadi alasan rasa tidak betah bagi sebagian anggota Poso 2000.
Akan tetapi sebagai bentuk tanggung jawab dari sumpah yang mereka ucapkan hal itu harus diterima dengan lapang dada,apapun yang terjadi tugas adalah nomor satu,meskipun hati dan pikiran menginginkan pulang ke daerah asal.
Penantian panjang mereka akhirnya terjawab,tahun 2009 turun perintah pengembalian mereka ke Polda asal,dikembalikan melalui beberapa gelombang.
Gelombang pertama kembali bulan oktober 2009 berjumlah 300 orang,satu tahun kemudian tahun 2011 sisanya menyusul ke polda masing-masing,kecuali 348 personil Brimob dari Mako korp Brimob masih ditempatkan di Polda Sulteng,tidak ikut kembali pulang.
Pepatah ‘berakit-rakit kehulu,berenang-renang kemudian’ berlaku bagi 1700 anggota Dalmas yang pulang,setelah hampir lima tahun bertugas,jauh dari keluarga akhirnya kembali pulang,tapi hal tersebut tidak berlaku bagi rekan mereka para anggota Brimob yang merasa ‘ditinggalkan’ karena berangkat dan berjuang bersama-sama tetapi pulangnya tidak,hehehe.
Kehadiran Poso 2000 sedikit besarnya ikut andil membuat kondisi kabupaten Poso kondusif seperti saat ini,antara 2008 sampai sekarang tidak terdengar teror bom seperti sebelumnya,situasi Kota poso mulai ramai,ekonomi dan pembangunanpun mulai bergeliat.
Meskipun harus di bayar mahal ketika Bulan Febuari tahun 2007 disaat digelar operasi Siwagi lemba,yaitu penangkapan para teroris di poso,satu anggota Poso 2000 Brptu (Anumerta) Dedi Hendra asal pengiriman Polda Jawa Barat Gugur dikeroyok Orang-orang yang tidak bertanggung jawab ketika melewati kerumunan Proses pemakaman korban penggerebakan tempat yang diduga sebagai persembunyian teroris poso,Almaruh Dedi gugur mengenaskan dengan luka leher seperti disembelih oleh benda tumpul,semoga Amal ibadah nya diterima Alloh SWT.
Selamat jalan rekan poso 2000,selamat bertugas di daerah asal yang selama ini diharapkan,do’akan kami segera menyusul pulang dengan selamat ke kampung halaman…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar