Jumat, 01 Juni 2012

Ketika Dia Pulang,Kampungnya telah Menjadi Lautan Lumpur

LIMA tahun lalu saya mempunyai teman yang berasal dari Porong sidoarjo,dia seorang polisi yang berdinas di Kabupaten Poso.
Teman saya itu berdasarkan ceritanya mendaftar Polisi di Surabaya,dan mendapatkan penempatan pertama di kabupaten Poso sejak Tahun 2001.
Awalnya dia merasa sedih harus meninggalkan keluarganya ke pulau yang jauh,tapi namanya tugas mau di apa,dia harus siap ditempatkan di tempat dimana merah putih berkibar,yang penting dia masih bisa mengajukan permohonan mutasi pindah ke daerah asal,apabila sudah melewati masa ikatan dinas,selama tiga tahun.
Nah di akhir tahun 2005 ,merasa ikatan dinasnya sudah berakhir,dia mengajukan permohonan mutasi kepada atasannya,setelah menghadap pimpinannya, alhamdulillah permohonannya di acc,tinggal menunggu surat keputusan dari pusat,yang biasanya agak sedikit lama,biasa sampai 1 tahun setelah pengajuan baru turun katanya.
Disaat sedang menanti turunnya surat kepindahan,tiba-tiba di kampungnya terjadi semburan lumpur yang kemudian hari dikenal lumpur lapindo,yang banyak menenggelamkan rumah-rumah dan fasilitas lainnya.
Apes bagi teman saya itu,dia mendapat kabar bahwa rumah orang tuanya pun ikut tenggelam,
sehingga kedua orang tuanya sementara waktu ikut menumpang kepada keluarga yang tidak terkena musibah.
Sedih sekali teman saya ketika itu,disaat dia berencana pindah ke kampung tempat kelahirannya,ternyata malah tenggelam.
Di bulan agustus tahun 2006,surat keputusan kepindahan dia ke kampunya telah turun dari pusat,gembira bercampur sedih dia menyambut kabar itu.
Gembira karena dia sebentar lagi akan berkumpul dengan keluargannya,tapi sedih dia merasa tidak bisa melihat kampungnya lagi seperti sewaktu di tinggalkan karena sudah tenggelam.
Setelah mempersiapkan semuanya dia pamitan kepada rekan-rekan seprofesinya,tanpa mengabarkan kepada keluarganya di kampung akan kepulangannya,dengan maksud memberi kejutan,dia terbang dari pulau sulawesi menuju kampungnya.
Ketika sampai dia langsung menuju tempat orang tuanya menumpang,setelah bertemu dia peluk bahagia kedua orang tuanya,dan mengatakan bahwa dia telah pindah kembali berkumpul bersama mereka.
Tapi sungguh diluar dugaan,ternyata kedua orang tuanya telah ikut program Transmigrasi bagi korban bencana Lumpur lapindo ke pulau Sulawesi,dan akan berangkat tiga hari lagi.
Mengetahui bahwa kedua orang tua nya akan ikut Trasmigasi ke pulau tempat sebelumnya bertugas,dia sungguh saat terpukul batinya,setengah mati dia mengurus pindah untuk berkumpul kembali dengan kedua orang tuanya,dia harus menghadapi kenyataan dan merelakan kedua orang tuanya yang malah berencana meninggalkan kampungnya.
” mau di apa lagi le,kita sudah ndak punya apa2 lagi disini,mau numpang sama pak dek mu ndak mungkin,malu bapak…..” lirih papanya kepada teman saya itu.
“…..tapi pak saya harus bagaimana,susah loh saya harus ngurus pindah lagi,ikut bapak kesana…..”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar