SEKITAR lima buah mobil bak terbuka sore kemarin (04/06/12) stand by
di pintu palang ujung kampung poboya,kota Palu,yang menjadi gerbang
jalan menuju ke lokasi pertambangan emas.
Tidak seperti biasanya,mobil pengangkut yang rutin membawa hasil tambang
tersebut mengantri di pintu palang,sedangkan para sopir dan masyarakat
di situ,nampak bercakap-cakap dengan mimik muka serius bin waspada.
Setelah saya bertanya, kepada salah satu sopir,dia mengatakan bahwa
mereka sedang menunggu teman-teman sopir lainnya,karena di jalan yang
menuju lokasi pertambangan,sedang marak terjadi aksi penghadangan.
Sopir itu bercerita juga,bahwa kelompok itu beraksi ketika jalanan sepi
biasanya sore hingga malam hari,terkadang menutup wajah mereka ala
ninja,membawa senjata tajam jenis samurai,menghadang sopir bahkan
masyarakat yang mengendari sepeda motor dengan muncul tiba-tiba dari
semak belukar,tanpa bertanya langsung mengayunkan senjatnya dan mengejar
si korban.
Terkadang mereka juga mengejar dengan mengendari sepeda motor,seperti
yang dialami yusran (nama samaran),dia bercerita ketika dia pulang
sekitar jam tujuh malam dari lokasi tambang,
di penyebrangan sungai kedua,saat mobil yang di bawanya berjalan
pelan,menghindari jalan rusak diatas air sungai,tiba-tiba dari arah
tebing di samping jalan muncul “ninja” sambil meloncat pas di depan
mobilnya,dan langsung memukulkan samurai yang dipegangnya ke bagian
depan mobilnya.
Tanpa banyak berpikir,mengetahui adanya orang yang menyerang,dia langsung tancap gas sekuat-kuatnya sampai di palang.
Kemudian dia melapor kepada Satgas yang berjaga di palang,dan langsung mengejarnya kembali si ‘ninja’ tersebut.
Tapi sayang para ‘ninja’ itu seakan sudah menguasai ‘medan tempur’,mereka menghilang tanpa jejak seperti di film-film jepang.
Meskipun tidak sampi memakan korban jiwa,tapi aksi tersebut cukup
menimbulkan teror bagi orang-orang yang akan mencari nafkah di lokasi
pertambangan,khususnya di waktu sore dan malam hari,disaat mereka akan
pulang.
Untuk mengantisipasinya,selain melaporkan kepada pihak yang
berwajib,para Satgas berinisiatif melaksanakan patroli rutin,para supir
atau pengendara motor pun berjalan beriringan membentuk konvoi apabila
menintasi jalan di sore dan malam hari karena kelompok ‘ninja’ tersebut
tidak berani menyerang warga yang banyak.
Jalan akses menuju lokasi pertambangan tersebut,susana medannya memang mendukung orang-orang yang berniat jahat.
Berjarak sekitar lima kilometer dari pintu palang di ujung kampung
poboya,mampunyai kondisi jalan tanah berbatu lengkap dengan penyebrangan
sungai tanpa jembatan sampai lima kali penyebrangan,kondisi tersebut
membuat para pejalan pelan-pelan mengendari kendaraannya.
Jalan tersebut juga diapit tebing berhutan semak belukar dikiri dan kanan jalan yang ideal untuk tempat persembunnya.
Dapatkan Bonus Mingguan di setiap permainan yang kamu mainkan di BOLAVITA
BalasHapusAyo tunggu apalagi kawan segera daftarkan diri anda bersama kami
Info hub
WA:0812 2222 995