SUNGGUH ini adalah pengalaman yang sangat
menjengkelkan,bagaimana tidak,ketika saya sedang terdesak dan berusaha
serius untuk mendapatkan dana dengan jalan menjual rumah,malah ada
seseorang (entah beberapa orang) berbuat jahil berpura-pura berminat
akan membeli rumah.
Berawal ketika saya memasang iklan di situs jual/beli online,untuk
menawarkan rumah,karena menurut saya,memasang iklan disitu selain
hemat,gratis pula,tidak dipungut biaya sepeser pun,tapi tetap harus
memenuhi syarat dan ketentuan yang diminta.
Setelah mengisi ‘formulir’ dan mendeskripsikan rumah tentunya lengkap
dengan memasang nomor hanphone yang bisa dihubungi calon pembeli apabila
tertarik,iklan saya pun sudah muncul di halaman barang-barang yang
ditawarkan.
Esok harinya saya mulai mendapat sms, dengan isi :
Saya Ibu xxxxxx
mengenai Rumah Bapak/Ibu yang mau dijual,sudah saya survei dan saya berminat.
Mengenai harga,silahkan hubungi suami saya Bapak xxxxxxx
no telepon 08xxxxxxxxxx
Terima kasih.
Dengan perasaan bahagia,langsung saya hubungi nomor yang mengirim sms
tadi,tapi tidak diangkat,saya berpikir mungkin lagi sibuk,lalu saya coba
hubungi juga nomor Bapak yang diberikan lewat sms,
alhamdulillah diangkat,setelah itu saya membuka pembicaraan mengenai sms
yang dikirim istrinya,ternyata bapak itu tidak tahu menahu,dan
menjelaskan bahwa ia tidak mempunyai istri yang bernama itu,terus
menutup telepon saya dengan ketus.
Karena kaget saya hanya bisa legowo,dan berpikir wajar orang iseng.
Akan tetapi esok harinya saya malah mendapat sms seperti itu lagi sampai
puluhan pesan,isi pesannya sama persis,hanya nomor hanphone pengirim
pesan dan yang dihubungi berbeda,dan itu terjadi sampai beberapa hari
setelah pemasangan iklan,saya pun meresponnya dengan tidak
menghiraukannya,hanya buang-buang waktu pikir saya,toh akhirnya mereka
pun bosan sendiri dan berhenti mengirim sms lagi.
Jujur saya tidak tau apa motif mereka,toh kalau hanya satu orang dengan
niat iseng,kenapa sampai bisa mengirim puluhan pesan dengan nomor yang
berbeda-beda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar