DENGAN hanya beralaskan plastik tenda,para penambang emas itu terlelap
melingkari lubang,tempat mereka mencari batu-batu yang mengandung emas
di siang hari.
Sudah hampir 7 bulan mereka meninggalkan keluarganya di seberang pulau
sana,datang ketambang dengan alasan klasik memenuhi kebutuhan rumah
tangga.
Lubang yang mereka gali hanya dengan menggunakan peralatan sederhana
tersebut dalamnya hampir 22 meter,menjorok kebawah seperti sumur air
yang biasa kita lihat dirumah,bedanya kalo sumur air hanya cukup di gali
secara vertikal lurus keatas,nah lubang emas ini diteruskan secara
horizontal untuk menemukan jalur batu yang di yakini mengandung emas.
Ngeri dan berani menurut saya,bertaruh maut seperti menggali kuburan
untuk dirinya sendiri,bagaimana tidak dengan keamanan yang tidak
terjamin mereka memasuki lubang tersebut,dan tidak sedikit mereka
meregang nyawa tertimbun tanah ketika ada terjadi lonsor.
Capek dan susah memang mencari uang itu,mereka berpendapat lebih baik
hidup dengan cara begini daripada saya mencuri atau merampok untuk
menafkahi keluarga.
Mereka memasuki lubang tidak mengenal waktu,kadang siang terkadang
malam,selama merasa mempu terus digenjot demi mendapatkan apa yang jadi
mereka impikan.
Kalau istirahat,terpaksa mereka harus tidur di atas lubang,demi menjaga
dari orang-orang diluar kelompok mereka yang hendak memasuki lubang
tersebut,tentunya mencari batu juga.
Apalagi kalau diketahui,bahwa batu-batu tersebut mengandung emas yang
lumayan bagus,tidak sedikit orang-orang yang bersikap mau enak
sendiri,tidak ikut menggali lubang nekat mau memasukinya,baik secara
sembunyi-sembunyi atau istilahnya ‘kalikit’,atau terang-terangan sampai
terjadi perkelahian memperebutkan lubang.
Kini mereka telah istirahat setelah seharian bekerja,mimpi indah
membayang anak dan istri mereka setia menunggu di rumahnya yang jauh
diseberang pulau,mengharapkan ayah dan suaminya pulang dengan selamat.
Foto Dok Pribadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar