LUCU ya,di zaman internet kaya sekarang masih berlaku aturan rasis dalam perjodohan..
Hanya karena alasan latar belakang budaya ditambah perbedaan warna
kulit,seseorang bisa terhambat akan jodohnya,malahan bisa
mendatangkankan bencana berupa sangsi hukum yang lumayan berat.
Sebut saja namanya anton(nama samaran),sehari-hari dia bekerja sebagai
pegawai di intansi pemerintahan di kota A,dia seorang pendatang dari
pulau sebrang,yang kebetulan mendapatkan penempatan pertama kerja di
kota tersebut.
Waktu itu dia masih berstatus bujangan,memang berat menyandang status
itu diperantauan,apalagi sudah mempunyai pekerjaan tetap,dan bisa
dibilang mapan lah.
Karena didikan orang tua nya yang keras dikampung terhadap agamanya dia
berusaha menghindari hal-hal yang dilarang agamanya selama dikampung
orang.
Lama di kampung orang dan sebagai lelaki normal yang takut akan
godaan,maka ia pun memutuskan menikah sebagi pencegah akan perbuatan
yang tidak senonoh.
Maka di menjatuhkan pilihannya kepada zahra,gadis cantik keturunan yang
rumahnya tidak jauh dari kontrakanya,tempat anton tinggal selama ini.
Pucuk dicinta ulampun tiba,anton ngebet,zahra pun menyambut..
Setelah saling mengenal,anton pun memutuskan untuk melamar gadis idamannya.
Setelah kedua orang tuanya di kampung merestui akan niat anton untuk
melamar itu gadis,maka ia pun berangkat kerumah zahra ditemani
rekan-rakan satu kantornya.
Setelah tiba di kediaman zahra,ternyata bukan sambutan meriah dan hangat
yang diterima rombongan anton,hanya sikap dingin dan ketus yang
disuguhkan pihak keluarga zahra.
Waktu itu anton sempat berpikir hal itu cuma ‘tantangan’ akan
keseriusannya untuk meminang zahra,tapi ternyata sikap dari pihak
keluarga zahra tidak main-main,mereka terutama ibu zahra menolak lamaran
anton tanpa mengetahui alasannya.
Akhirnya dengan lunglai seperti tentara yang kalah perang anton dan rekannya meninggalkan rumah zahra.
Setelah sampai dirumah dia merenungkan kejadian yang baru saja
dialaminya,kemudian dia menghubungi zahra,dia mengatakan bahwa alasan
keluarganya menolak karena dia tidak satu adat dengan anton,sudah banyak
terjadi hal seperti itu dikeluarganya,bahkan kakak perempuannya memilih
kawin lari setelah dinikahkan bapaknya yang sudah berpikiran
moderat,karena ibunya tidak setuju dengan alasannya sama,beda warna
kulit dan tidak satu adat,tetapi kakanya pun nasibnya seperti
seakan-akan dibuang dari keluarga besarnya,zahra pun menambahkan kalau
memang anton serius silahkan temui bapaknya untuk memohon supaya
dinikahkan.
Seperti mendapat lampu hijau,dengan tekad membara,maka keseriusan
antopun dilaksanakan dengan menemui bapaknya zahra seperti saran yang
diberikan zahra tadi,
alhamdulillah dengan tanpa sepengetahuan ibunya zahra, bapaknya bersedia
menikahkan mereka berdua,karena dalam agama islam cukup bapaknya saja
sebagai wali sudah sah mereka berdua menjadi suami istri.
Ternyata ini bukan klimaks dari cerita cinta anton dan zahra,hanya
beselang beberapa minggu,ada laporan tuntutan dari ibunya zahra ke
kantor tempatnya anton bekerja,sehingga ia di tegur oleh atasan
anton,tidak cukup sampai disitu dia dituntut akan pasal penculikan anak
karena zahra waktu itu masih berumaur di bawah 21 tahun,sehingga ia pun
harus berurusan di kantor polisi,sedangkan nasib zahra sama seperti
kakak permpuannya,dibuang dari keluarga besarnya bahkan semua
surat-surat penting seperti ijazah,akte,dan surat pekerjaanya dibakar
oleh ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar