Anggota Brimob angkatan 15 / 1 yang menumpang KM Dobonsolo menuju Poso bersandar di pelabuhan Tj. Perak |
Apel pemberangkatan Brimob angkatan 15/1 di pelabuhan Tj priouk |
Merayakan kebersamaan selama 4 tahun di daerah operasi Poso yang ditandai dengan kenaikan pangkat dari Bripda ke Briptu |
Delapan tahun dibumi operasi Sulteng bersama memperoleh satya lencana kesetiaan dan kenikan pangkat dari Briptu ke Brigadir |
Angkatan 15.1 merupakan bintara Brimob Polri yang dilantik secara efektif Dinas TMT pada tanggal 1 juli 2005 dengan pangkat Brigadir Polisi Dua ( Bripda ) setelah masa susah Pendidikan Dasar Bhayangkara , Pendidikan Dasar Brimob dan Prosesi pengambilan baret di Penanggungan , suatu usaha yang sangat melelahkan dan amat memberikan arti kebanggaan bagi warga Brimob.
15.1 memiliki jumlah anggota sebanyak 350 orang pada awal masa pendidikan di kawah Candradimuka Brimob Watukosek “ Pusdik brimob Polri “ , namun dalam Upacara Pelantikan nya jumlah siswa yang dilantik adalah sebanyak 348 orang personil Brimob yang gagah berani , 2 anggota yang tidak lulus adalah karena akibat sakit yaitu “ Brilian felix Aritonang asal polda Sumut “ dan “ ( alm ) Arifin asal Polda Jatim.
Selepas Pelantikan , semua Bintara 15.1 melanjutkan Studi Program Pembinaan dan Pengembangan Kemampuan Brimob ( Magang ) di Mako Korps Brimob Polri Kelapa Dua , Cimanggis Kota . Depok selama 5 bulan. Proses Pembinaannya dilasankan oleh 3 satuan di Korps Brimob Polri , yaitu Sat 1 / Gegana ( sus Wanterror dan Jibom ) , Sat 2 / Pelopor ( sus SAR Combat “ Delta Team “ , GAG , Konvensional Jungle Warfare , Survival , Combatan ) , Sat 3 / Pelopor ( sus PHH dan Pengendalian Huru Hara massa , Reserse Mobile ).Selama masa ini bagi 15.1 , bukanlah masa yang lebih mudah dan gampang untuk dilewati , karena penggemblengan pada masa ini semakin menjadi dan menempa seluruh anggota secara lebih dan sangat signifikan , inti pada masa ini adalah kita dibawa pada titik kulminasi limitasi tercapek secara fisik dan psikis untuk tetap sanggup memanggul beban guna tetap mampu melaksanakan tugas sebagai bhayangkara brimob polri yang terpuji dan patuh hukum .
Selepas masa Program Pembinaan dan Pengembangan Kemampuan Brimob ( Magang ) yang ditutup dengan Long March dari Gunung Pancar ( Bogor ) sampai Mako Korps Brimob Polri ( Depok ) sejauh +/- 120 km , yang dimulai Start pada Pukul 17.30 WIB oleh Bapak WAKAKOR BRIMOB POLRI BRIGJEN POL. Drs. Jhonny Wainal Usman.Rekor tercepat finish pada waktu itu adalah pada pukul 12.15 oleh Anggota yang bernama Bripda S.G.E. Limbong. Selesai acara tersebut seluruh anggota masih harus dihadapkan pada Proses Pembekalan selama Kurang Lebih 4 bulan di Mako Satuan 1 / Gegana Mabes Polri , dalam proses ini para 15.1 diberikan pelatihan dalam rangka Pra Ops melaksanakan tugas efektif operasi di wilayah yang akan secara efektif sebagai Organik yaitu Poso.Selama masa ini , 4 instruktur yang pasti terngiang di setiap warga 15.1 adalah ( Alm.) Brigadir Donny Rahmanto ( Koor Pembina ), Bripda Supardi ( Bela diri , Physical Trainer , Agama ),( Alm. ) Bripda Boaz Woisiri ( SAR combat , Combatan ), Bripda Puguh ( Petembak + penembakan ).
Pada hari rabu tanggal 29 maret tahun 2006, dengan menumpang KM Dobonsolo 347 0rang personil Brimob belia dibawah pinpinan AKP Yudo Nugroho berangkat dari pelabuhan Tj.Priok Jakarta menuju pelabuhan Pantoloan, Palu Sulawesi Tengah. Dalam perjalanan dinas yang memakan waktu selama empat hari tersebut terjadi sebuah tragedi yang mungkin bisa menjadi penghalang perjalanpasukan pembawa perdamaian tersebut. KM Dobonsolo mengalami benturan dengan KM Tidar ketika bersandar di pelabuhan Tj. Perak, Untungnya musibah tersebut tidak menjadi penghalang yang signifikan.
Tepat pada hari sabtu tanggal 1 April 2006 , rombongan telah tiba di pelabuhan Pantoloan dan langsung disambut Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Oegroseno.
Seluruh anggota langsung menuju Kabupaten Poso untuk melaksanakan operasi pemulihan Lanto Dago. Reancananya tiga kompi brimob ini masuk paket operasi pengamanan dan pemulihan Kabupaten Poso bersama rekan dari polisi tugas umum yang berjumlah 2000 personil dan dikirim dari berbagai Polda di seluruh Indonesia, prgram yang dicanangkan oleh Kapolri waktu itu Jenderal Soetanto terkenal dengan nama POSO 2000.
Selama di Poso sepak terjang Poso 2000 menyelesaikan berbagai Operasi, mulai dari bimasteral,pemulihan dan penegakan hukum. Alhamdullilah seluruh personil 15.1 selama tahun-tahun operasi yang hasilnya cukup memberi kan rasa tentram dan aman untuk sementara waktu di Kabupaten Poso tidak ada personil yang gugur, meskipun telah mengalami pertempuran yang hebat seperti tragedi Tanah runtuh pada opersi konjegensi thun 2007. Tapi rekan dari Polisi umum dan Brimob BKO resimen atas nama Briptu ( Anumerta ) Dedi Hendra dan Briptu ( Anumerta ) Roni Iskandar Gugur pada Operasi tersebut.
Setelah 4 tahun program Poso 2000 berjalan dan bisa dikatakan berhasil, sebagian pesonil dari Polisi tugas Umum dikembalikan ke polda asal masing-masing. Lain halnya dengan personil dari Brimob yang dinyatakan sebagai organik. Sungguh Ironis dengan apa yang dijanjikan sebelumnya bahwa ketika operasi selesai yang ditandai dengan amanya Poso, maka program Poso 2000 dibubarkan, padahal 15.1 adalah anggota program Poso 2000 yang tiba terlebih dahulu di daerah operasi Poso!!!! jadi datang duluan , pulangnya entah kapan?? Tapi apa hendak dikata, sampai tahun 2011 rekan dari Polisi tugas umum telah tenang dan bahagia menjalani kehidupan di daerah asalnya.
Pada Hari kamis tanggal 20 desember 2012 , empat tahun selepas bubarnya program Poso 2000, dua anggota 15.1 gugur ketika melaksanakan patroli dan disanggong di sekitar desa Tambarana Poso pesisir. Rekan yang gugur bernama Almarhum Brigadir ( Anumerta ) Eko wijaya Sumarno dan Brigadir ( Anumerta ) I Wayan Putu Ariyawan. Sampai detik ini pelaku yang melakukan penyerangan tersebut belum diketahui apalagi ditangkap oleh pihak yang berwenang. Diduga kelompok penyerang tersebut adalah gerombolan teroris pimpinan Santoso Cs yang akhir-akhir tahun 2012 mengacau keamanan di kabupaten Poso.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar