Selasa, 03 November 2015

Teater orbiet



Bertindak benar belum tentu baik. Baik untuk subyek, maupun pihak-pihak yang tidak suka akan kebenaran. Kebenaran kadang tipis jaraknya dengan persekongkolan. Sutradara lebih senang menciptakan sebuah parodi untuk disaksikan seolah-olah benar. Adalah sebuah pilihan yang benar menjadi seorang pengekor dan tak berlaku benar, daripada berbuat lancang membuka sebuah kebenaran, seorang pencari aman pernah berujar.
Sang Nabi pernah berkata bahwa suatu ketika akan datang dimana tatanan dikendalikan oleh subyek yang tidak mengerti kebenaran dan sebaliknya si pembenar akan terasing terbelenggu keheningan.
Konspirasi di benarkan untuk meraih ªa yang di perlukan. Lucunya, setelah kebutuhan primer tercukupkan, mereka tak puas menumpuk hal-hal kesekunderan. Tidak ada namanya ukuran koneksi di hargai dengan sebuah persahabatan. A̶̲̥̅̊k̶̲̥̅̊u̶̲̥̅̊  terjalin dengan kamu tapi ketika A̶̲̥̅̊k̶̲̥̅̊u̶̲̥̅̊  lapar kamu tercipta sebagai hidangan yang bisa memuaskanku. Tidak peduli sedekat ªa kamu, kalian atau semuanya.


Suatu ketika Sutradara kembali akan menampilkan sebuah dagelan parodi. Ini seperti sebuah  demokrasi, siapa yang bisa memukau simpati publik, semua akan kau raih. Tidak perlu kau bertalenta atau menjadi idealis memberikan sebuah pemikiran inovatif dan mendayung melawan arus, Ikuti saja alur yang ada karena Zaman sudah begitu adanya.
Casting pun dimulai. Maka terjaring lah beberapa aktor. Rupanya, Sang Sutradara terinpirasi Tokoh Earl Edward dalam Serial Holywood Anonymous" yang hendak meraih kepuasan dengan sentuhan emosional para penontonya.
Tapi Sebuah cerita jelasnya harus ada syarat lakon antagonis serta prontagonisnya.
Setelah selesai, Alur pun dimulai dengan Intro sampi puncak yang wajib akan kehadiran Konflik. Ada konflik tentu ada sebuah pertentangan dan pertentangan berarti perang, sedangkan perang pastinya ada yang menang dan ada yang kalah. Finalnya, Harus ada Korban!!!
Seperti kata Pepatah, Yang menang jadi arang, yang kalah jadi abu ". Sedangkan sutradara duduk manis penuh kepuasan, menghituk laba yang akan dia peroleh. Sedikit beruntung si prontagonis diberikan sebuah ketenaran walaupun babakbelur oleh sebuah alur, tapi cukup senag dengan ªa yang menjadi bagianya.
Begitulah sutradara dengan teaternya. Selama para penonton antre di loket, selama Sponsor-sponsor besar menyuntikan dana demi kepentingan usaha tentunya, maka layar panggung itu akan terus terbuka dengan skenario-skenario yang berbeda. Semuanya sama-sama untung seperti filosofi saya tolong anda, anda tolong saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar