TEORI KEPEMIMPINAN
Untuk sekedar memberikan
suatu pandangan teoritis tentang teori kepemimpinan tidak salahnya jika dikutip
tentang kepemimpinan dari Ralph. M. Stogdill yang telah mengadakan survey
tentang teori kepemimpinan dalam bukunya Hand Book of Leadership. Dari buku
tersebut akan dikutip mengenai pengertian teori kepemimpinan, tipe,dan fungsi
kepemimpinan. Walaupun factor sosio-budaya turut menentukan sikap dari seorang
pemimpin yang dapat merupakan sikap cirri khas dari suatu bangsa, namun
ciri-ciri kepemimpinan secara fundamental adalah universal. Dalam buku Hand
book of leadership yang ditulis oleh Ralph.M. Stodgill dengan judul “ a survey of theory and research” mengenai pemimpin dan kepemimpinan diungkapkan
terlebih dahulu pengertian atau defenisi kepemimpinan sebagai berikut :
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan tampaknya lebih
merupakan konsep daripada pengalaman.banyaknya konsep definisi kepemimpinan
yang berbeda hamper sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk
mendefinisikannya. Sekalipun demikian terdapat banyak kesamaan diantara
definisi tersebut yang memungkinkan adanya skema klasifikasi secara kasar.
Kepemimpinan sebagai focus
proses kelompok
Cooley (1902) menyatakan
bahwa pemimpin selalu merupakan inti dari tendensi dan dilain pihak, seluruh
gerakan social bila diuji secara teliti akan terdiri atas pelbagai tendensi
yang mempunyai inti tersebut.
Mumford (1906-1907) memandang
bahwa kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau individu dalam kelompok,
dalam proses mengontrol gejala-gejala social.
Menurut Bernard (1927)
pemimoin dipengaruhi oleh kebutuhan dan harapan dari para anggota kelompok.
Pada gilirannya ia memusatkan perhatian dan pelepasan energi anggota kelompok
kearah yang diinginkan
Smith (1934) menguraikan
berdasarkan cirri-ciri kepribadian pemimpin, yaitu bahwa kelompok social yang
mencerminkan kesatuannya dalam aktivitas yang saling berhubungan selalu terdiri
atas dua hal; pusat aktivitas dan individu yang bertindak sesuai pusat tersebut
Brown (1936) berpendapat
bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh
dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan
Krech dan Crutcfield (1984)
memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia
berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok,tujuan kelompok,
dan aktivitas kelompok
Knickerbockers (1948)
mengikuti alur pikiran yang nampaknya menempatkan dirinya dalam aliran teori
pusat kelompok.
Kepemimpinan sebagai suatu
kepribadian dan akibatnya
Bowden (1926) mempersamakan
kepemimpinan dengan kekuatan kepribadian. Bingham ( 1927) mendefinisikan
pemimpin sebagai sebagai seorang individu yang memiliki sifat-sifat kepribadian
dan karakter yang diinginkan. Bernard (1926) seorang individu yang lebih
efisien dalam melontarkan rangsangan psikososial terhadap orang lain dan secara
efektif mensyaratkan respon secara kolektif dapat disebut sebagai pemimpin.
Tead (1929) melihat kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai sifat yang
memungkinkan individu mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan tugas tertentu.
Bogardus (1934) mendefinisikannya sebagai kepribadian yang tampil dalam kondisi
kelompok.
Teori kepribadian cenderung
memandang kepemimpinan sebagai akibat pengaruh satu arah. Mengingat bahwa
pemimpin mungkin memiliki kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan para
pengikutnya, biasanya mereka (ahli teori kepribadian) lupa menyinggung
karakteristik timbal balik dan interaktif dari situasi kepemimpinan.
Kepemimpinan sebagai seni
mempengaruhi orang lain
Munson (1921) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan meng-handle orang lain untuk memperoleh hasil
maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar. Allport
(1924) kepemimpina merupakan kontak langsung atau tatap muka antara pemimpin
dan pengikut yang merupakan social control personal. Moore (1927) melaporkan
hasil konferensi dimana Stuart mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan
yang memberi kesan tentang keinginan pemimpin, sehingga dapat menimbulkan
kepatuhan dan rasa hormat. Philips (1939) kepemimpinan adalah pembebanan,
pemeliharaan, dan pengarahan dari kesatuan moral untuk mencapai tujuan akhir.
Allen (1958) memandang pemimpin sebagai seorang yang membimbing dan mengarahkan
orang lain,sedangkan Bennis (1959) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses
dimana seseorang mempengaruhi bawahan untuk berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan.
Para ahli teori pengaruh
sukarela, mungkin lebih dari para ahli teori kepribadian, cenderung memandang
kepemimpinan sebagai suatu pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak
langsung. Pengabdian para pengikut dan kelompok ini ditentang oleh para ahli
yang mencoba menghilangkan definisi tentang kemungkinan adanya legitimasi
mengenai konsepsi kepemimpinan yang otoritas.
Kepemimpinan sebagai
penggunaan pengaruh
Nash (1929)menyatakan bahwa
kepemimpinan secara tidak langsung menyatakan adanya pengaruh yang mengubah
tingkah laku orang. Tead (1935) mendefinisikan sebagai aktifitas mempengaruhi
orang untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan
bersama. Stodgill (1950) menyebutnya sebagai suatu proses mempengaruhi
aktivitas kelompok yang terorganisasi untuk pencapaian tujuan. Menurut Bass
(1961) usaha individu untuk mengubah tingkah laku orang lain dapat dikatakan
pemimpin.
Konsep pengaruh mengingatkan
terdapatnya perbedaan tingkah laku individu yang mengakibatkan atau
mempengaruhi aktivitas kelompok. Didalamnya terdapat hubungan timbal balik
antara pemimpin dan pengikut akan tetapi tidak selalu harus dicirikan oleh
adanya dominasi, control, dan pemaksaan pengaruh oleh pemimpin.
Kepemimpinan sebagai tindakan
dan tingkah laku
Menurut Carter (1953),
tingkah laku kepemimpinan menandakan adanya keahlian tertentu, sehingga dapat
dikatakan sebagai tingkah laku kepemimpinan. Shartle (1956) mendefinisikan
tingkah laku kepemimpinan sebagai tingkah yang akan menghasilakan tindakan
orang lain searah dengan keinginannya. Hemphill (1949) menyatakan bahwa
kepemimpinan dapat diartikan sebagai tingkah laku seorang individu untuk
mengarahkan kelompok. Fiedler (1967) menawarkan definisi yang hampir sama
sebagai berikut; tingkah laku kepemimpinan dapat diartikan pemimpinan
mengkoordinasikan kelompok.
Para ahli teori tingkah laku
tertarik untuk membuat suatu definisi yang berdasarkan observasi, deskripsi,
pengukuran, dan pengujian yang obyektif.
Kepemimpinan sebagai bentuk
persuasi
Schenk (1928)menyatakan bahwa
kepemimpinan adalah pengelolaan manusia melalui persuasi dan inspirasi daripada
melalui pemaksaan langsung. Cleeton dan Mason (1934) kepemimpinan
mengindikasikan adanya kemampuan mempengaruhi manusia dan menghasilkan rasa
aman melalui pendekatan secara emosional daripada melalui penggunaan otoriter.
Copeland (1942) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah seni berhubungan dengan
orang lain,merupakan seni mempengaruhi orang melalui persuasi dengan contoh
konkrit.
Definisi kepemimpinan sebagai
bentuk persuasi cenderung banyak diminati oleh para mahasiswa, para ahli teori
militer, dan industri yang bertentangan dengan konsep otoriter. Kenyataan
memperlihatkan bahwa persuasi merupakan kekuatan untuk mempertajam harapan dan
keyakinan,karenanya akan tampil dan lebih diperhatikan dalam penelitian
mengenai kepemimpinan.
Kepemimpinan sebagai hubungan
kekuasaan
French (1956) mendefinisikan
kepemimpinan dalam kerangka pembedaan hubungan kekuasaan antara anggota dan
kelompok. Gerth dan Molls (1953) kepemimpinan dipandang secara umum adalah
hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin dimana pemimpin lebih banyak mempengaruhi
daripada dipengaruhi karena sebagai suatu hubungan kekuasaan.
Kekuasaan dipandang sebagai
suatu bentuk dari dari hubungan saling pengaruh-mempengaruhi. Dalam hal ini
dapat diobservasi bahwa pemimpin cenderung untuk mentransformasikan leadership
opportunity ke dalam hubungan yang terbuka.
Kepemimpinan sebagai alat
mencapai tujuan
Menurut Cowley (1928)pemimpin
adalah individu yang memiliki program/ rencana dan bersama kelompok bergerak
mencapai tujuan dengan cara yang pasti. Knickerbocker (1948)berpendapat
fungsional kepemimpinan adalah bila pemimpin dipersepsi oleh para anggota
kelompok sebagai pengendali dalam pemuasan kebutuhan mereka. R. C. Davis (1942)
memandang kepemimpinan sebagai kekuatan dinamik yang merangsang motivasi dan
koordinasi organisasi dalam mencapai tujuan.
Definisi-definisi tersebut
memandang kepemimpinan yang mempunyai nilai instrumental. Kepemimpinan disini
menghasilkan peran-peran tertentu yang harus dimainkan dan dapat mempersatukan
kelomppok dalam rangka mencapai tujuan bersama. Jadi, kepemimpinan
disefinisikan sebagai suatu fungsi yang sangat penting dalam suatu kelompok.
Kepemimpinan sebagai
pembedaan peran
Salah satu prestasi yang
cukup menonjol dari sosiologi modern adalah perkembangan dari teori peran.
Setiap anggota suatu masyarakat menempati status posisi tertentu, begitu pula
halnya pada lembaga-lembaga dan organisasi. Dalam setiap posisi, individu
diharapkan memainkan peran tertentu. Kepemimpinan dapat dipandang sebagai suatu
aspek dalam diferensiasi peran.
Kebanyakan penelitian tentang
kemunculan dan diferensiasi peran banyak berkaitan dengan masalah kepemimpinan,
seperti yang dinyatakan sherif (1956), bahwa kepemimpinan merupakan peranan
didalam suatu skema hubungan dan ditentukan oleh harapan timbal balik antara pemimpin
dan anggota. Jadi, teori dan penelitian yang menyinggung masalah bantuan
konfirmasi dan struktur dari harapan merupakan juga masalah kepemimpinan.
Kepemimpinan sebagai inisiasi
struktur
Gouldner menyatakan, bahwa
terdapat perbedaan antara stimulus yang di timbulkan oleh pengikut dan yang
berasal dari pemimpin; hal ini merupakan kemungkinan bagin pembentukan tingkah
laku kelompok. Homans (1950), mengidentifikasikan pemimpin kelompok sebagai
anggota yang mengawali suatu interaksi.
Kelompok penulis tersebut
telah berusaha untuk mengidentifikasikan kepemimpinan berkenaan dengan variable
yang menumbulkan diferensiasi dan pemeliharaan struktur peranan didalam
kelompok. Dengan alasan demikian, definisi yang muncul lebih bersifat teoritik
daripada konkrit dan deskriptif. Yang hendak dituju adalah mempertimbangkan
proses dasar yang terlibat dalam memunculkan peran kepemimpinan.
KEPEMIMPINAN
Teori kepemimpinan mencoba
untuk menerangkan (1) factor-faktor yang terlibat dalam pemunculan
kepemimpinan, (2) sifat dasar dari kepemimpinan .
Teori orang-orang terkemuka
Woods (1913) mempelajari
empat belas bangsa dalam kurun waktu lima sampai sepuluh abad. Kaum kerabat
paara raja juga memiliki kecenderungan untuk menjadi orang yang berpengaruh dan
berkuasa. Woods menyimpulkan bahwa manusia membuat dan membentuk suatu bangsa
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Wiggams (1931) melanjutkannya dengan
proposisi bahwa kelansungan hidup buat yang terbaik, dan perkawinan campuran di
antara mereka menghasilkan kelas aristrokat yang secara biologis bebeda dengan
kelas yang lebih rendah.
Jika pemimpin diberkati
dengan kualitas superior yang membedakan dirinya dari pengikut, memungkinkan
untuk mengidentifikasikan kualitas tersebut. Asumsi ini menimbulkan teori
tentang kepemimpinan. Bernard, Bingham, Tead, dan Kilbourne menerangkan
kepemimpinan berkenaan dengan sifat-sifat dasar kepribadian dan karakter.
Teori lingkungan
Beberapa ahli teori
mengembangkan pandangan bahwa kemunculan pemimpin besar adalah hasil dan waktu,
tempat dan situasi sesaat. Mumford (1909) menyatakan bahwa pemimpin muncul oleh
kemampuan dan ketrampilan yang memungkinkan dia memecahkan masalah social dalam
keadaan tertekan , perubahan dan adaptasi. Schneider (1937) menemukan bahwa
jumlah para pemimpin militer di inggris sebanding dengan muncul banyaknya
konflik di Negara itu. Jadi, situasi cultural erat kaitannya dengan prestasi
kepemimpinan.
Walaupun perang dan situasi
krisis lainnya dapat memberikan kesempatan bagi timbulnya kepemimpinan, tetapi
beberapa ahli teori berpendapat bahwa situasinya itu sendiri tidak cukup untuk
memunculkan suatu kepemimpinan.
Teori personal-situasional
Westburgh (1931) menyatakan
bahwa penelitian tentang kepemimpinan harus juga termasuk; sifat-sifat afektif,
intelektual,dan tindakan individu; kondisi khusus individu didalam
pelaksanaanya. Case (1933) menyatakan bahwa kepemimpinan dihasilkan dari
rangkaian 3 faktor, yaitu;
1. sifat kepribadian pemimpin
2. sifat dasar kelompok dan
anggota
3. peristiwa (perubahan atau
masalah) yang dihadapkan kepada kelompok
sedangkan, Brown (1936)
mengajukan 5 hukum dinamika medan kepemimpinan. Pemimpin harus;
1. memiliki karakter
keanggotaan kelompok yang dipimpinnya
2. memiliki potensi yang
besar di lapangan social
3. menyesuaikan diri dengan
struktur medan yang ada
4. menyadari kecenderungan
jangka panjang dala struktur medan
5. mengakui/menerima bahwa
dengan meningkatnya potensi harus diimbangi dengan kurangnya kemerdekaan dalam
hal kepemimpinan.
Sebagai hasil penelitian dan
teori yang dikembangkan setelah perang dunia II, terdapat pengembangan titik
tolak pandangan. Menurut Gerth dan Mills (1952), untuk mengerti kepemimpinan,
perhatian harus diarahkan pada;
1. sifat dan motif pemimpin
sebagai manusia biasa
2. membayangkan bahwa
terdapat sekelompok orang yang dia pegang dan motifnya mengikuti dia
3. penampilan peran yang
harus dimainkan seorang pemimpin
4. kaitan kelembagaan yang
melibatkan dia dan pengikutnya
cattel (1951) berpendapat
bahwa dua fungsi primer dari kepemimpinan adalah;
1. membantu kelompok dalam
menemukan arti dari tujuan yang telah ditetapkan bersama
2. membantu kelompok dalam
menentukan tujuan
Teori interaksi harapan
homan (1950) mengembangkan
teori tentang peran kepemimpinan dengan menggunakan tiga variable dasar;
tindakan , interaksi, dan sentiment. Asumsi bahwa peningkatan frekuensi
interaksi dan partisipasi sangat berkaitan dengan peningkatan
sentiment/perasaan senang dan kejelasan dalam norma kelompok. Stogdill (1959)
mengembangkan teori harapan untuk mencapai peran. Interaksi antar anggota dalam
pelaksanaan tugas akan menguatkan harapan untuk tetap beinteraksi. Jadi, peran
individu ditentukan oleh harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan
interaksi yang dilakukannya.
Teori humanistic
McGregor (1960, 1966)
menyusun dua postulat kepemimpinan organisasional. Teori X dan teori Y.
pembentukan yang berdasarkan kepada asumsi bahwasanya manusia bersikap pasif
dan menentang kebutuhan organisasional ini mencoba mengarahkan dan memotivasi
individu yang memiliki motivasi dan keinginan untuk bertanggung jawab, agar
menciptakan kondisi organisasi yang memungkinkan terpenuhinya semua kebutuhan
individu sambil mengarahkan usaha dala mencapai tujuan organisasi.
Blake dan Mouton (1964, 1965)
mengonsepsikan kepemimpinan yang dikaitkan dengan jaringan managerial.
Kepemimpinan yang memperhatikan kedudukan dari masing-masing anggota.
Teori pertukaran
Pada teori ini diungkapkan
bahwa interaksi social ini akan menghasilkan bentuk perubahan dimana para
pengikutnya akan berpartisipasi aktif. Pemimpin dan kepemimpinan bnayak
diharapkan mengadakan interaksi untuk menunjang keberhasilan dari
kepemimpinannya sehingga masyarakat akan merasa dihargai dan adanya kepuasaan
dan penghargaan terhadap pemimpin. Jika kita tinjau pengelompokan dari teori kepemimpinan
ini dapat kita golongkan dalam kelompok besar ialah :
1. kepemimpinan yang dijaring
berdasarkan data historic terhadap pemimpin yang memiliki caliber
internasional.
2. teori mengutamakan situasi
dan pre-disposisi seseorang dalam mencapai tujuan
3. teori yang mengutamakan
lingkungan sebagai factor utama dan lahirnya pemimpin
4. teori yang menitik
beratkan pada factor interaksi antara rakyat dengan pemimpin, yangmana rakyat
bukan sekedar objek namun sunyek.
5. teori yang membahas bahwa
individu senantiasa perlu diperhatikan keinginannya melalui instrument yang
diciptakan untuk mengarahkan lancarnya aktivitas.
Tipe dan fungsi dari
kepemimpinan
Inti dari tipe dan fungsi
kepemimpinan ini sebenarnya mengarah kepada manajemen sebagai fungsi primer
dalam menjalankan aktivitasnya ialah perencanaan, pengawasan ,dan
aktivitas.berdasarkan teori ini maka titik perhatian adalah kegiatan kelompok,
interaksi, dan kepuasaan anggota. Sehingg atipe pemimpin dalam mencapai hal ini
dapat dibedakan :
1. Autoriter (dominator)
2. Persuasif (Coowd arouser)
3. Demokratik (group
developer)
4. intelektual (eminent man)
5. Eksekutif (administrator)
6. Representatif (Spokesman)
KEPEMIMPINAN MILITER
Karakteristik dari
kepemimpinan
1. sifat umum dari
kepemimpinan, pekerjaan tidak mempunyai monopoli terhadap kepemimpinan,
pemimpin tidak didapatkan dalam industri dan pemerintahan saja, tetapi pada
setiap fase dalam kehidupan manusia.
2. unsur-unsur kepemimpinan,
kepemimpinan termasuk pengertian , anlaisis, memerintah, dan mengawasi
sifat-sifat manusia
3. kepemimpinan yang otoriter
dan lengkap, bentuk kepemimpinan militer berada diantara kepemimpinan yang
otoriter dan lengkap. Pemimpin otoriter dikenali dari penggunaan kekuasaan yang
dogmatic dan arbitrasi.
4. kelenkapan dari kepemimpinan,
efektifitas seorang pemimpin tergantung pada semua hal yang dilakukannya yang
menyebabkan kekuatan ikatan antara dia dan bawahannya
5. hubungan antara
kepemimpinan, komando, dan ketatalaksanaan, unsur kepemimpinan yang efektif
harus ada pada perintah untuk komando, dan ketatalaksanaan untuj mencapai hasil
yang maksimal
Tingkah laku manusia
1. kemampuan untuk
mempengaruhi dan mengatur orang lain adalah seni dari kepemimpinan yang
melibatkan pengertian, penilaian,dan pengawasan sifat-sifat yang dipimpin
2. pemimpin harus menyadari
bahwa tindakannya dan perintahnya akan mempunyai efek yang berbeda pada setiap
anggotanya, dan tiap orang akan memberikan respon yang berbeda, mengabungkan
reaksi dari tiap perorangan.
3. seorang pemimpin
sebenarnya memlihara hubungan pribadi yang dekat dengan kelompok yang relative
kecil tanpa memandang jumlah manusia yang dikuasainya.
Dasar-dasar sifat
Keadaan tertentu harus
dipenuhi apabila seorang akan diterima di masyarakat, dan menyebabkan ia merasa
puas, keadaan ini mungkin dapat diartikan kebutuhan dasar manusia. Adapun
kebutuhan tersebut :
1. kebutuhan fisik, kepuasaan
kebutuhan biologis mungkin menjadi sebab seseorang mempunyai atau bersifat
efektif
2. kebutuhan belajar,
kebutuhan yang menyebabkan orang berhubungan dengan orang lain
3. rasa aman, kita dapat
menduga asalnya kejadian menuju pada suatu titik dimana kita dapat melihat
bahwa sesuatu tindakan dapat menyebabkan gangguan pada emosi, pemikiran,
keadaan badaniah
4. penerimaan masyarakat,
keinginan untuk diterima di kalangan kelompok adalah doronga kuat buat manusia
5. penghargaan, orang
membutuhkan penghargaan atas hasil yang dicapainya
6. persamaan diantara
manusia, kebutuhanj biologis hampir sama diantara semua orang.
Ciri-ciri kepemimpinan ;
1. moral, dapat diartikan
sebagai keadaan jiwa perseorangan . hal ini tergantung kepada sikap terhadap
semua hal yang mempengaruhinya seperti teman-temannya
2. Esprit de Corps, merupakan
loyalitas kepada kebanggaan akan dan semangat kesatuan yang diperlihatkan oleh
anggota-anggotanya.
3. disiplin,adalah sikap
perseorangan atau sekelompokorang yang menjamin adanya kepatuhan terhadap
perintah-perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang perlu
seandainya tidak ada perintah.
4. kecakapan, adalah
kemampuan fisik, taktis, dan teknis perseorangan dari kesatuan untuk
melaksanakan tugas atau misi.
Organisasi dan kepemimpinan
Didalam menangani organisasi
ini dengan sendirinya memerlukan pengaturan yang berdasarkan pertimbangan
ekonomis, psikologis, dan politik. Dalam pertimbangan penggunaan daripada
kekuasaan ini diperlukan dengan sendirinya beberapa cirri kepemimpina sebagai
berikut;
1. keahlian, yang merupakan
prasyarat untuk dapat mengatasi dan menyelesaikan permasalahn berdasrkan
keahlian
2. koersif, yang berarti ia
harus mengetahui bagaimana cara ia memperjuangkan keinginannya sehingga
diterima
3. stabilitas emosional,
ialah cara dengan baik agar segala keinginannya dapat diteriam secara emosional
4. asosional, ialah
bertingkah laku agar dapat ditiru secara asosiatif
macam-macam tipe kepemimpinan
Macam-macam tipe kepemimpinan
diawali oleh suatu tipe yang disebut direct leader (pemimpin langsung), dimana
pimpinan secara langsung mempengaruhi orang lain untuk suatu aktifitas dengan
melalui ucapan lisan. Disamping itu ada-pula tipe yang disebut pimpinan tidak
langsung, indirect leader, misalnya seorang ahli yang menemukan penemuan baru
di bidang fisika, kemudian penemuan ini diikuti oleh banyak ahli aeperti
menemukan teknologi yang berhubungan dengan bidang fisika itu.
Syarat umum bagi pemimpin
Segi hubungan antara pimpinan
dan anggota kelompok dapat dilihat adanya suatu pola yang asimetris. Artinya
disatu pihak mempunyai pengaruh yang lebih besar daripada pihak-pihak yang
lainnya. Pengaruh yang besar ini timbul karena adanya sifat-sifat yang dimiliki
oleh pribadi pimpinan, antara lain:
1. sifat yang disenangi warga
masyarakatnya
2. sifat yang menjadi
cita-cita bagi banyak masyarakat dan yang suka ditiru masyarakat
3. keahlian yang diakui oleh
masyarakat
4. sifat yang diwujudkan oleh
kekuatan fisiknya
5. sifat yang sesuai dengan
norma masyarakat
6. memiliki lambang-lambang
pimpinan resmi yang ditentukan oleh adat istiadat
Setelah kita menjelaskan
pemimpin menurut cara memimpin, alangkah baiknya bila kita juga mengetahui
pemimpin menurut kedudukan atau status mereka terhadap kelompoknya.
a. pemimpin solidaritas,
pemimpin yang mencoba menjelmakan sikap-sikap dan keinginan kelompoknya didalam
dirinya. Pemimpin ini dipilih dan diangkat oleh kelompoknya
b. pemimpin resmi, merupakan
pemimpin yang tidak secara langsung solodaritas dari kelompoknya, tetapi sebagi
unsur atasan resmi. Pemimpin ini mempunyai hak dan kewajiban untuk membina
kelompoknya.
c. Pemimpin konsultan,
merupakan pemimpin yang tidak sama dengan golongan anggota kelompoknya, atau
juga bukan termasuk atasan. Pemimpin seperti adalah seorang penasihat, seorang
teman dari luar kelompok, organisasi atau masyarakat setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar